Selasa, 12 Juni 2012

Reportase dengan Pedagang Martabak


Di daerah tempat saya tinggal, mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian berdagang. Mulai dari pedagang sayuran, pedagang sembako, pedagang bakso, pedagang gorengan, sampai dengan pedagang martabak.
Nahh, pada kesempatan kali ini, saya akan mewawancarai salah satu tetangga saya yang bermata pencaharian sebagai pedagang martabak manis, sebut saja namanya Bapak Husni.
Ini adalah salah satu fasilitas Pak Husni untuk mengelola bisnisnya.
Bapak Husni adalah salah satu pedagang martabak manis yang bisa di bilang sukses. Beliau sudah 20 tahun menjalankan bisnis berdagang martabak manis tersebut.. Dengan kegigihan dan keuletannya, Pak Husni mampu mengembangkan bisnis martabaknya hingga sekarang. Pak Husni setiap harinya mengeluarkan dana sekitar Rp 200.000 sampai dengan Rp 250.000 untuk sekali belanja bahan-bahan keperluan dagangnya. Pak Husni yang selain didampingi oleh seorang istri kini beliau juga mempunyai 2 orang karyawan yang membantu memasarkan martabaknya.
Dalam usahanya Pak Husni tidak memfokuskan pada martabak manis saja, beliau juga menjual martabak telur dan kue pukis yang juga masih menjadi salah satu makanan favorit para pelanggannya.
 

Pak Husni mulai berangkat berdagang sekitar pukul 15.00 WIB dan selesainya tidak tentu, tergantung tingkat kelarisannya. Menurut Pak Husni, kelarisan dagangannya itu tergantung dengan keadaan cuaca. Apabila cuaca mendung terlebih ujan, biasanya pelanggan martabak Pak Husni lebih memilih untuk tidak membeli martabaknya, dan kadang masih ada sisa martabak yang tidak sampai terjual. Sebaliknya, apabila musim cerah, para pelanggan Pak Husni akan berdatangan untuk memesan martabaknya yang super lezat itu. Sampai terkadang dagangan Pak Husni habis sebelum waktu menjelang tengah malam. Dalam waktu semalam berdagang, Pak Husni bisa mengantongi kocek hasil berdagangnya sebesar Rp 700.000 sampai Rp 900.000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar